Jika hendak berpergian cukup jauh dan kendaraan tidak memungkinkan untuk mengisi ulang bahan bakar ditengah perjalanan (misalnya membawa banyak barang atau malas mampir ke pom), mengisi full sebelum berangkat adalah solusinya. Mungkin, ditengah perjalanan ada macet atau rute yang berubah akibat perbaikan jalan, membuat berspekulasi jumlah bahan bakar ini menjadi hal yang berbahaya. Dilema ini yang memaksa saya untuk mengisi bahan bakar full saat akan pulang kampung kemarin. Berdasarkan kalkulasiku, konsep 20ribuan ( berapapun harga BBM saat itu belinya tetap dua puluh ribu rupiah ) tidak dapat saya gunakan. Biasanya, saya mampir ke pom untuk mengisi ulang bahan bakar dengan konsep 20ribuan saat perjalanan ke kampung halaman.
Konsep mengisi bahan bakar full ini membawa sedikit derita. Pasalnya uang yang saya bayarkan berbeda dengan harga yang tampil di alat pengisi bahan bakar. Bedanya 185 rupiah. Memang nominal yang sangat kecil dan tidak mungkin untuk diberikan uang kembali bahkan permen pun tidak bisa menggantikannya. Namun saat mengisi, beberapa BBM tumpah karena si embaknya mencoba mendekatkan dengan nominal yang mudah untuk dibayarkan. Jadi ada dua kerugian, beda nominal dan BBM yang tumpah.
Dilema membeli full di pom bensin :( |
Pernah dengar dari seorang teman, sebut saja Bunga dan semoga ini salah, misalkan kita membeli bensin dua puluh ribu rupiah, tidak sepenuhnya bahan bakar yang kita terima setara dengan yang kita bayarkan. Bisa saja ada bahan bakar sisa di pipa yang belum masuk ke tangki kendaraan. Kalau si embaknya baik, dia akan mengetuk-mengetukkan ujung pipanya untuk memastikan tidak ada sisa. Kalau kagak, hemm... mungkin dengan alibi banyak antrian, si embaknya akan mengangkat ujung pipa dengan cepat saat pompa bahan bakar selesai atau sudah mendekati nominal yang dipesan. Sedangkan bisa yang kedua adalah kecepatan pompa yang digunakan. Saat melayani konsumen, si embaknya kan kayak mencet tombol kecepatan pompa di ujung pipanya. Semakin cepat kecepatan pompa ya semakin cepat pengisian bahan bakar dan semakin banyak komposisi udara yang mengalir bersama bahan bakar ke tangki kendaraan.
Itu cuma issue yang saya dapatkan sih. Belum tahu kebenarannya juga makanya cuma issue. Issue itu ada supaya kita berhati-hati dan cermat dalam melakukan pengisian bahan bakar dan memilih pom bensin. Kalaupun issue itu benar, semakin rugi donk saya akibat masalah tadi, hehe. Gak apa-apalah, yang terpenting saya bisa selamat sampai di kampung halaman, nice weekend!.
8 Komentar
Hmmm... kalau saya selalu konsisten pake konsep 20ribuan tapi ngisinya pas udah sekarat jadinya gak bakal tumpah.
BalasHapusSundul! Saya juga pakai cara mas Gusti. Cukup cari tahu harga pasaran lalu disesuaikan dengan kapasitas tangki terkini. Jadi bisa ngukur-ngukur, isi 20rb atau kurang.
Hapusiya mas gusti, konsep itu yang saya gunakan, namun saat pulang kampung kemarin gak bisa ngisi bensin ditengah perjalanan
Hapusmungkin bisa dijadikan ide karya tulis ato PKM, pendeteksi kecukupan tangki motor hehe
Hapuslho kok gitu ? kampunya mesti nyebrang laut ya ?
Hapusbawa barang berat om, jadi gag bisa buka tangki bensin
Hapusmantap gan
BalasHapuslebih enak pake nominal yang ditentukan di awal, pernah kejadian ada petugas yang buru-buru isi bensinnya saat saya minta isi full, sampe2 overload dan tumpah kelebihan, anehnya dia pasang tampang garang emosi duluan pantang untuk disalahkan, dan tetap saja saya harus membayar yang sudah tertera di layar
BalasHapus