Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dahulu, ada seorang lelaki berjalan sembari menunggangi seekor sapi miliknya [dan dia pun memukuli/mencambukinya]. Maka sapi itu pun menoleh kepadanya dan berkata, ‘Aku diciptakan bukan untuk diperlakukan seperti ini. Akan tetapi aku diciptakan untuk bercocok tanam.’.” Maka orang-orang pun berkomentar, “Subhanallah -dengan perasaan heran dan kaget-, sapi bisa berbicara?.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku mengimani -meyakini kebenaran- hal itu, demikian juga Abu Bakar dan Umar.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [8/12] tambahan dalam tanda kurung dari riwayat Bukhari)
Sapi -demikian juga kerbau- adalah salah satu makhluk Allah. Oleh sebab itu manusia -yang telah dimuliakan Allah- tidak layak menghinakan diri di hadapan binatang, apalagi menganiyayanya ataupun berebut mengambil kotorannya demi mendapatkan berkah [?!], na’udzu billahi min dzalik… Memang, bukan mata yang buta, akan tetapi sesuatu yang berada di dalam dada… itulah yang buta!
Akal manusia tidak bisa dijadikan sebagai standar/tolok ukur kebenaran. Namun yang bisa dijadikan standar adalah wahyu dari Allah ta’ala (al-Qur’an dan as-Sunnah)
dikutip dari artikel www.KisahMuslim.com
2 Komentar
gambar sapine lucu..
BalasHapus>,<
hahahay, masak sich? :D
BalasHapus