Suatu negara memliki tradisi, dan itulah yang menjadi suatu kebanggan atau ciri khas dari suatu bangsa. tidak terkecuali Amerika Serikat dengan acara Thanksgiving. Sebuah tradisi dimana di rayakan pada minggu keempat pada bulan nopember sebagai wujud syukur atas hasil panen (menurut cerita). Perayaan yang begitu menggema pun terjadi pada tahun ini, termasuk pada perayaan Black Friday yang notabene perayaan lanjutan dari Thanksgiving.
Namun bukanlah itu permasalahannya, bukan mengutak atik segala tradisi dari bangsa lain padahal belum juga paham benar akan tradisi bangsa sendiri!,
Bukan pula maksud dari Thanksgiving tahun ini sebagai momentum bagi Amerika Serikat untuk bangkit dari krisis ekonomi yang telah terjadi,
Bukan pula membahas tanda-tanda keruntuhan kapitalisme di dunia ini,
Tapi yang ingin dibahas adalah Meaning of Thanksgiving.
Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang mempunyai muslim yang besar, tiap tahunnya ratusan jammah haji berangkat ke Tanah Suci, sebuah bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama sebagaimana dasar negara nomer satu.
Permasalahannya adakah Thanksgiving pada bangsa ini?
Bukan bermaksud membanggakan Amerika Serikat, atau mengharapkan adanya perayaan Thanksgiving di Indonesia,
tetapi lebih dari itu,
Sebuah Thanksgiving tidaklah perlu dirayakan pada momentum-momentum sesaat dan hilang saat tidak ada momentum tersebut dimana merajalela Keserakahan yang berujung dari sebuah Korupsi atau pun matinya hati nurani yang tega melihat saudara-saudara sebangsa ini menderita bahkan menganiyayanya demi kepuasaan dunia yang hanya sekejap itu!
Bolehlah Amerika Serikat memiliki tradisi perayaan Thanksgiving yang telah terjadi turun menurun, tapi sebagai bangsa yang besar patutnya kita menginstropeksi dari apa yang telah dilakukan oleh negara di bagian utara benua Amerika tersebut, menginstropeksi tentang keberadaan Thanksgiving dalam diri masing-masing individu,
Besyukurlah sebelum tidak adanya kesempatan lagi untuk bersyukur. karena jika kita bersyukur maka kenikmatan akan bertambah, sedangkan jika kita mengkufuri segala kenikmatan maka azab kejam nan pedih yang terdapati.
Sebagai penegas terhadap keharusan untuk mensyukuri nikmat Allah ini, Rasulullah bersabda, “Ada dua kenikmatan, banyak manusia menjadi merugi gara-gara dua kenikmatan ini, yaitu; nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang.” (HR Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya, hadits no. 6412).
0 Komentar