Note:
Mohon Maaf, repost ini bukan bermaksud menyudutkan, tetapi hanyalah sebagai bahan masukkan, ataupun kritik ataupun hanya sebuah penyampain suatu pandangan dan persepsi.
Sering orang membicarakan ESQ yang dikenal dengan tokohnya, Ary Ginanjar Agustian. Bahkan Ustadz Farid Ahmad Okbah pernah membahas ESQ itu di Radio Dakta di Bekasi Jawa Barat, yang kemudian dimuat di situs alislamu.com dalam bentuk suara.
Masyarakat pun sering mempertanyakan, bagaimana sebenarnya muatan ESQ
Training yang dikhabarkan banyak pengikutnya dari berbagai kalangan,
baik dalam negeri maupun luar negeri.
Akhir-akhir ini beredar pula komentar
terhadap ESQ, di antaranya ada yang mencatat 27 point mengenai ESQ.
Catatan itu tidak mencantumkan penulisnya, namun tampaknya disertai
bukti-bukti berupa contoh-contoh dan juga rujukan yang kongkret dari
buku-buku ESQ
ESQ DALAM CATATAN
Sebuah Masalah negeri ini kebanyakkan dikarenakan oleh SDM Indonesia yang lemah dalam softskillnya.
Banyak hal yang telah dilakukan, tidak terkecuali oleh Ary Ginanjar Agustian dengan ESQ Model-nya yang fenomenal. ESQ Model ini sudah tidak asing bagi masyarakat kita, bahkan buku monomental Ary yang berjudul “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual” sudah terjual lebih dari 150.000 eksemplar dan sudah dicetak lebih dari 20 kali!
Banyak hal yang telah dilakukan, tidak terkecuali oleh Ary Ginanjar Agustian dengan ESQ Model-nya yang fenomenal. ESQ Model ini sudah tidak asing bagi masyarakat kita, bahkan buku monomental Ary yang berjudul “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual” sudah terjual lebih dari 150.000 eksemplar dan sudah dicetak lebih dari 20 kali!
Banyak sisi kebaikan yang terdapat di dalam ESQ Model ini, diantaranya adalah:
1. Menumbuhkan kesadaran akan eksistensi para peserta di muka bumi ini sebagai Khalifah (wakil Allah).
2. ESQ mampu menggugah nurani para
peserta training dan mengenalkan wujud Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada
mereka, kebesaran, keagungan,keperkasaan dan kemaha pemurahanNya.
3. ESQ mampu menghidupkan kembali cahaya nurani para peserta training yang selama ini padam.
4. ESQ mampu mengasah spiritualitas para peserta.
Hal itu tampak jelas dari pengakuan
banyak mantan peserta training yang selama ini merasa hati
(spiritualitas)nya kering kerontang.
Namun, dibalik berbagai kebaikan yang terdapat pada ESQ Model, terdapat pula sisi negatifnya, bahkan boleh dikata sudah menyangkut permasalahan yang sangat prinsip.
Di antara sisi negatif yang harus segera dihindari itu adalah sebagai berikut:
1. Ary Ginanjar yang
mencetuskan model ESQ Training ini tidak mau mengatakan kalau ESQ Model
yang diasuhnya adalah lembaga da‘wah atau sebagai kegiatan da‘wah,
padahal training yang diselenggarakan tidak lepas dari ayat-ayat
al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu alaihi wasallam, bahkan
ada kutipan-kutipan perkataan shahabat nabi Shallallahu alaihi
wasallam. Kenyataan ini ternyata berlawanan dengan yang tertera di
dalam buku saku ESQ Model yang dibagikan kepada peserta secara gratis,
sebagai berikut “ Tiada hari tanpa da‘wah” yang kemudian dikutip pula
ayat al-Qur’an 125 dari Surah al-Nahl.
Di sela-sela trainingnya di hadapan para
peserta dan pada saat emosi dan spritual para peserta tersentuh Ary
mengatakan ‘ini bukan sekedar training!’. Ia ucapkan lebih dari sekali.
Namun hal ini tidak masalah, apakah ESQ
Model itu disebut lembaga da‘wah atau bukan, akan tetapi jujur itu
lebih baik ! Atau memang ada sesuatu hal yang terselubung di balik ESQ
Model ini.
Wallahu a‘lam.
Wallahu a‘lam.
2. Setiap suasana emosi
dan ektasi, dzikir dan do‘a selalu diiringi dengan lantunan musik
lembut, dengan maksud agar bisa mencapai pada titik alpha, tutur Ary.
Bahkan dentuman suara musik yang selalu mengawali acara training pun
sampai membuat jantung terasa sakit, sehingga tidak mungkin acara-acara
seperti ini diselenggarakan di masjid-masjid. Ia memang pantas kalau
disenggarakan di hotel-hotel? Cara-cara seperti ini merupakan kebiasaan
dan sunnah kaum nasrani yang kita dilarang oleh Rasulullah Shallallahu
alaihi wasallam mengikutinya.
Dalam kaidah ushul disebutkan : Tujuan tidak boleh menghalalkan segala cara.
3. Bershalawat sambil
nyanyi pun dilakukan, bahkan Haddad Alawi yang berfaham Syi’ah yang
sangat anti bershalawat kepada para shahabat Nabi menjadi bintang tamu.
Dalam shalawatnya Alawi tidak pernah menyebut para sahabat Nabi.
4. Shalawat sambil
menyanyi pun dianggap sebagai pengamalan terhadap perintah bershalawat
kepada nabi yang tertera di dalam surah al-Ahzab.
5. Shalawat kepada nabi
Shallallahu alaihi wasallam itu artinya memohon kepada Allah, berdo‘a
kepada- Nya agar rahmat, kedudukan yang mulia di sisi- Nya
dianugerahkan kepada Nabi Muhammad, Shallallahu alaihi wasallam. Oleh
karena shalawat adalah do‘a, maka do‘a harus dilakukan sebagai mana
do‘a lainnya, bukan dengan bernyanyi…..! Para sahabat Nabi Shallallahu
alaihi wasallam, para tabi‘in dan para pemuka imam Madzhab yang empat
yang sudah tidak diragukan kecintaan mereka kepada nabi Shallallahu
alaihi wasallam tidak pernah bershalawat dengan cara bernyanyi.
6. Nuansa sufistik pun
sangat kental dalam trining ESQ ini,dzikir Lâ ilâha illalloh bersama
sambil geleng-geleng kepala dengan suara nyaring pun dilakukan dan
dipimpin oleh Ary sendiri.
7. Tafsir batiniy
terhadap rukun iman dan rukun Islam pun sangat kental, terutama dalam
menafsirkan surat al-Fatihah dan ritual haji, sebagaimana akan
disebutkan di bawah.
8. Ketika peserta sudah
berada dalam kondisi tersentuh spiritualitasnya mereka disuruh sujud
dan minta ampun dan ada juga yang bertakbir histeris. Sujud apa ini?
Tidak jelas…… Sehabis sujud kadang diselingi dengan teriyakan yel-yel
ESQ, Mars ESQ atau senam erobic atau lainnya. Allahul musta’an !.
9. Untuk menambah
suasana histeris, petugas menghampiri peserta yang histeris menangis
dan memperdengarkannya kepada halayak melalui pengeras suara! Harus
seperti inikah melatih dan mengasah ESQ para peserta ?
10. Tafsir sufi
(batiniy, isyaariy) terhadap surah al-fatihah pun terjadi, seperti
ihdinas shirâthal mustaqîm (Ihdinâs dengan H besar, yang harus
dibunyikan dari dalam perut diartikan “menunjukkan kesungguhan dalam
beraksi” dan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya di artikan secara paksa
agar sesuai dengan jiwa managemen perusahaan.
11. Demikian pula tafsir
terhadap ritual haji. Bahkan tiga hari pertama dari training terkesan
diartikan sebagai prosesi wuquf, yang dalam ESQ training berwujud ZMP,
sedangkan hari keempat sebagai prosesi thawaf dan sa‘i. Thawaf dan Sa‘i
diartikan sebagai simbol kerja keras (total action).
Yang lebih nyeleneh lagi adalah pada hari
keempat ada simulasi sa‘i dan thawaf yang tidak hanya sekedar
simulasi, melainkan benar-benar harus dirasakan seperti melontar
jumroh, sa‘i dan thawaf di Ka‘bah yang harus dilakukan dengan ikhlas
dan dengan niat yang sebenarnya .
Melontar diartikan membuang sifat-sifat
buruk yang ada pada diri, dan yang dilempari pun adalah gambar makluq
yang menyeramkan (syetan) yang telah disediakan panitia, berikut batu
kerikil imitasinya. Sa‘i dan thawaf diartikan sebagai simbol kerja
keras (total action). Seusai Sa‘I di tempat training, maka peserta
harus melakukan thawaf di tempat yang sama dengan mengelilingi Ka‘bah
buatan. Ini benar-benar ajaran sufi yang menyimpang.
12. Rasulullah
Shallallahu alaihi wasallam tidak pernah mengajarkan hal-hal seperti
itu kepada para shahabatnya. Bahkan, Umar bin Khatthab, Radiyallahu
anhu (yang selalu mendapat ilham) pada saat melaksnakan ibadah haji di
masa ke-Khalifah-annya tidak pernah mempunyai pehamanan seperti itu.
Malah saat beliau akan mengecup Hajar Aswad beliau berkata: Hai hajar
Aswad, aku tahu bahwa kamu tidak bisa memberi menfaat dan tidak pula
dapat mendatangkan mudarat. Kalau saja bukan karena aku telah melihat
Rasulullah mengecupmu niscaya aku tidak akan mengecupmu.
13. Sebelum mereka
melakukan ibadah haji pun sudah “total action”, bahkan mengerahkan
semua kemampuan dalam beramal dengan semangat ikhlas dan ihsan sudah
mereka sadari sebagai tuntutan tauhid dan ketulusan mengabdi kepada
Allah subhanahu wa ta’ala, jauh sebelum mereka mengenal ibadah haji.
14. Dengan empat hari
itu terkesan bahwa ajaran Islam sudah lengkap dan sempurna, maka ayat 3
surah al-Ma’idah pun dibacakan sebagai tanda sempurnanya ajarannya.
Dengan demikian ESQ Training mengesankan bahwa Islam ala ESQ itulah
cerminan Islam sejati. Kesan ini pun lebih nampak lagi dengan dibuatnya
kartu alumni bagi para peserta yang telah mengikuti training selama 4
hari, yang dengan kartu itu peserta dapat mengechas kembali iman
mereka, sekalipun beberapa alumni sedang ‘ngechas’ yang kami wawancarai
mengatakan “kami tidak menangis seperti waktu dulu saat training,
karena tidak ada yang baru lagi bagi kami”.
15. Bagi Ary, sumber
utama kebenaran adalah suara hati. Kebenaran ‘Suara hati’ bagi Ary di
atas kebenaran al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu alaihi wasallam.
Berikut ungkapnya: “Pergunakanlah suara hati anda yang terdalam sebagai
sumber kebenaran, …..” Lebih lanjut ia mengatakan: “…., dan ayat-ayat
Al Qur’an sebagai dasar berpijak (legitimasi). Dan yang terpenting
adalah legitimasi suara hati anda sendiri, sebagai nara sumber
kebenaran sejati” (Lihat: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual. Hal. Liv).
Suara hati dalam bahasa kaum sufi sering
disebut dengan Dzauq (rasa hati) yang pada prinsipnya sama, yaitu
sumber kebenaran sejati. Maka tidak heran kalau dari mulut mereka kita
dengar ungkapan “haddatsanii robbii ‘an nafsii” (Tuhan ku
menginformasikan kepada ku melalui jiwa ku). Juga ungkapan: “kalian
belajar kepada orang yang sudah mati, sedangkan kami belajar langsung
kepada Yang Maha Hidup”.
16. Keyakinan Ary yang
lebih rancu dan sangat berbahaya lagi adalah ungkapannya bahwa Nabi
Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dalam kepribadiannya sebagai Rasul
yang sekaligus sebagai pemimpin abadi sangat mengandalkan logika dan
suara hati. Berikut ungkapannya: “Itulah tanda bahwa Nabi Muhammad
Shallallahu alaihi wasallam merupakan nabi penutup, atau yang terakhir,
yang begitu mengandalkan logika dan suara hati, …….” (Lihat buku
Rahasia Sukses …. ESQ, hal. 100).
Padahal kita kaum muslimin meyakini bahwa
Nabi Shallallahu alaihi wasallam selalu bersandar kepada wahyu ilahi
yang diturunkan melaui Jibril. Wahyu ilahi bukan suara hati!
17. Bisakah Ary
membedakan mana suara Tuhan dan mana suara syetan! Dikuatirkan akan
muncul Mirza Ghulam Ahmad abad 21 dan Lia Aminuddin baru lagi ! Apa
lagi Ary mulai dan sering mengutarakan hal-hal ganjil, seperti melihat
cahaya yang ia yakini Allah, dan merasa ada hantaman angin di wajahnya
sehabis memberikan materi trainingnya, yang ia yakini hembusan angin
malaikat ! Allahul musta’an !!
18. Misteri Graha 165.
Adalah graha yang dirancang untuk pusat Training ESQ. Setelah uji
kelayakan tanah, ternyata tanah ini serupa kwalitasnya dengan tanah di
Mekkah, maka Graha ESQ merupakan satu- satunya bangunan pencakar langit
di Ibu kota yang dibangun tidak menggunakan pondasi pancang. Hal ini
dianggap sebagai ‘karomah’ bagi Ary dan ESQ-nya.
Sample tanahnya pun dibuat cindera mata yang dipersembahkan kepada salah seorang tokoh di antar peserta training.
Graha ini pun dalam rencananya dilengkapi
dengan satu ruang samedi (pertapaan) khusus bagi para alumni ESQ yang
terletak di paling puncak bangunan. Ia bukan mushalla dan bukan juga
masjid. Sebab mushalla sudah di sediakan di lantai bawah. Hal ini
diungkapkan oleh Ary sendiri pada saat mengenalkan program pembangunan
Graha 165 guna mendapatkan dukungan dana dari para peserta.
Dalam Islam tidak ada samedi atau
pertapaan. Bahkan, apa yang pernah dilakukan Nabi Shallallahu alaihi
wasallam di gua Hira’ sebelum diangkat menjadi Nabi, beliau tidak
pernah menganjurkannya kepada ummatnya dan tidak pernah pula dilakukan
oleh seorang pun di antara shahabatnya. Islam hanya mengajarkan i‘tikaf
yang hanya bisa dilakukan di masjid-masjid.
19. Ayat-ayat al-Qur’an
sering diartikan tidak pada tempat atau maksud yang sesungguhnya, hal
ini banyak terdapat di dalam buku monumentalnya. Seperti ayat Q.S 40
Surat al-Mu’minun, ayat 17, “Hari ini setiap orang mendapat balasan
menurut usahanya. Hari ini tiada kezaliman. Allah sungguh cepat membuat
perhitungan”. Ary jadikan ayat ini sebagai legitimasi terhadap hadiah
yang diberikan kepada seorang karyawan berinisial “DS” oleh atasannya
yang di luar dugaan sebelumnya, karena telah melakukan suatu pekerjaan
tanpa mengharapkan sesuatu apapun. (Lihat kisahnya pada halaman 52 dari
buku ESQ). Padahal ayat di atas berkenaan dengan pembalasan Allah di
hari akhirat kelak, yaitu pada yaumul hisab.
20. ESQ Model yang
dicetus oleh Ary nampaknya menganut faham pluralisme agama. Hal itu
tampak dari ungkapan salah seorang Prof.UI yang menjadi salah satu
petinggi ESQ dalam sambutannya pada acara penutupan training. Bahkan,
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat yang menganut faham pluralis pun digandeng
dan ditetapkan sebagai salah satu anggota sidang redaksi Majalah
Nebula-nya ESQ yang dipimpin oleh Ary.
Faham pluralisme agama sudah difatwakan
haram oleh majlis Ulama Indonesia tahun lalu, bahkan para ulama-ulama
Islam sebelumnya menegaskan bahwa orang yang meyakini agama selain
Islam benar adalah murtad.
21. Bagi para peserta
yang selama ini belum pernah menangis karena takut kepada Allah, dan
belum pernah merenungkan ayat-ayat al Qur’an dan ayat-ayat kauniyah,
ESQ Training adalah segala-galanya. Bahkan akan berkesimpulan “ESQ
Training” adalah jalan hidupnya. Dan bagi yang sudah pergi haji bersama
group “ESQ Training” pun akan timbul rasa bahwa tidak sempurna bila
tidak beribadah haji bersama group “ESQ Training”.
Tidak begitu halnya bagi orang yang sudah
biasa dekat kepada Allah dan mengenal keagungan, kebesaran dan
rahmat-Nya, ESQ Training itu biasa-biasa saja. Bahkan, bagi orang yang
pernah tafaqquh fiddin dengan benar yang bersumber kepada al-Qur’an dan
Sunnah secara komprehensif dan integral, ESQ Training perlu
diluruskan.
22. Pengkultusan
terhadap Ary dan ESQ-nya kini mulai kental terasa, dan jika tidak
segera diwaspadai dan Ary tidak siap diberi nasihat dan selalu bersikap
ZMP yang didengungkannya, maka tidak mustahil kalau “ESQ Training”
akan menjadi agama baru bagi bangsa Indonesia. Apa lagi Ary dengan ESQ
nya mendapat respon dari pemerintah, bahkan mereka yang ikut dalam
training pun bukan sembarang orang, melainkan para petinggi negara!
23. Dalam mengartikan
al-Asma’ul Husna dan dalam upaya merefleksikannya di dalam dunia bisnis
dan leadership banyak disalahartikan dan dipaksakan agar sesuai dengan
keinginan Ary. Seperti nama “al-aakhir” diartikan Allah bersifat
visioner, dan akhlaq yang harus diambil adalah manusia harus memiliki
visi.
Al-jaami’ yang berarti
Maha Penghimpun, Ary merefleksikannya dalam arti keharusan “kerjasama”.
Dan masih banyak lagi nama-nama Allah lainnya yang disalahartikan. Di
dalam menanamkan asma’ul Husna ini Ary mengutip hadits palsu yang
sering dipakai oleh kaum sufi untuk menanamkan ajarannya, yaitu:
takhallquu biakhlaaqil-llah (berakhlaqlah dengan akhlaq-akhlaq Allah).
Al-Matin : akhlaq yang
harus diambil adalah sikap selalu berdisiplin. Kalau al-mutakkabbir
yang ditiru atau diambil apanya ? Atau diartikan Yang Maha Pembesar,
lalu kita berupaya ingin menjadi orang- orang pembesar?
Kalau al-hamiid apa
direfleksikan kepada upaya keras agar kita menjadi orang terpuji
seperti Dia, sehingga pujian mengarah kepada kita? Lalu kalau Allah
adalah al-Khaliq, maka yang ditiru adalah sifat berkreasinya! Sehingga
ketika memahami al-asma’ul husna terdapat pemahaman yang kontradiksi
antara merefleksikan nama-nama Allah tersebut pada diri kita, sehingga
kita berbuat (bersikap dan bertindak) seperti Allah (sebagai subject),
dengan merefleksikannya pada diri kita sehingga kita menjadi object.
Seperti pada al-jaami‘ dan al-Khaliq. Sebaiknya saudara Ary tidak
memaksakan ayat, hadits atau pun nama Allah agar bisa sesuai dengan
kehendak dirinya. Bacalah buku-buku para ulama berkenaan dengan masalah
ini, lalu hayatilah!
Dalam masalah ini, kadang apa yang ditulis oleh Ary dalam bukunya,berbeda dengan yang ia sampaikan saat training.
24. Rukun iman juga
mengalami tafsiran pemaksaan dari Ary, agar ESQ Training nya bisa
dikatakan berdasarkan rukun iman (Mental Building). Untuk itu, rukun
iman hanya difahami dengan pemahaman-pemahaman yang bisa diarahkan
menjadi sebagai prinsip-prinsip leadership, tidak komprehensif.
Demikian pula rukun Islam yang diartikan sebagai landasan ketangguhan
pribadi. Syahadat rasul terkesan hanya shalawat nya sebagai bukti cinta
kepada Rasul, bukan bagaimana menjadikan sunnahnya sebagai pegangan
dan pedoman. Yang diambil hanya yang berkaitan dengan
ke-leadership-annya saja.
25. Rujukan dan sandaran
Ary dalam penulisan bukunya adalah buku-buku yang bermasalah, seperti
Sejarah Kehidupan Nabi yang ditulis oleh M. Haikal, juga tulisan Ali
Syariati yang menganut faham syi‘ah.
26. Hadits-hadits palsu
yang biasa menjadi rujukan kaum sufi pun dijadikan sandaran ESQ
Model-nya Ary, baik dalam buku yang pertama maupun dalam buku yang
kedua. Sebut saja misalnya hadits palsu: Apabila engkau mengenal siapa
dirimu, maka engkau mengenal siapa tuhannya, yang dalam terjemah
letterlegnya sebagai berikut: Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia
telah mengenal tuhannya.
Hadits palsu ini telah menyeret kepada
faham menunggal ing kawulo gusti (ittihaad, menyatu dengan Tuhan) dalam
kalangan kaum sufi, dan ini pun terjadi dalam faham Ary. Setelah ia
mengutip tulisan Ali Syari‘ati yang mengandung faham ittihad, Ary
kemudian menyempurnakannya dengan apa yang ia sebut “untaian kata
mutiara Syamsi Thabriz” yang berbunyi sebagai berikut: “Ka‘bah adalah
pusat dunia. Semua wajah menghadap ke Ka‘bah. Tengoklah. Lihat ! Setiap
orang menyembah jiwa masing-masing”.
Faham sesat inilah yang dianut oleh al-Hallaj dan Syeikh Siti Jenar, yang aromanya sangat kental di dalam ESQ Model-nya Ary.
27. Begitu pula
atsar-atsar palsu banyak dimuat dalam bukunya, seperti atsar (ucapan
shahabat nabi atau tabi‘in), seperti atsar yang dinisbatkannya kepada
Umar bin Khatthab, Radiyallahu anhu berikut: Hatiku telah melihat
Tuhanku karena hijab (tirai) telah terangkat oleh taqwa. Barangsiapa
yang telah terangkat hijab (tirai) antara dirinya dengan Allah, maka
jadi jelaslah di dalam hatinya akan gambaran kerajaan bumi dan kerajaan
langit”. (Lihat Buku Saku ESQ).
Dalam kutipan-kutipan seperti ini Ary
sama sakali tidak bersandar kepada rujukan-rujukan primer, melainkan
mengekor kepada tokoh-tokoh sufi dan orang-orang yang tidak jelas
ke-Islam-annya.
Maklum, Ary bukan seorang pakar dalam
ilmu Agama, melainkan seorang pebisnis tulen. Tetapi ia berani
berbicara tentang masalah agama, bahkan dalam hal-hal yang sangat
prinsip dalam agama. Semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua.
Amin.
Masih banyak lagi catatan-catan yang
seharusnya dituangkan disini untuk dijadikan bahan kajian dan kritikan
yang membangun, bukan untuk menyudutkan atau mencemarkan nama baik Ary
Ginanjar.
Buku “Rahasia Sukses…… ESQ” karya Ary
yang diberi pengantar oleh sejumlah tokoh itu banyak memuat kejanggalan
dan hadits-hadits palsu, menempatkan ayat-ayat al-Qur’an bukan pada
tempatnya, harus dikaji ulang dan dikritisi secara obyektif, sebagai
wujud tawaashaw bil haqq.
Sebaiknya, setiap para alumni Training
ESQ Model-nya Ary jangan menutup diri untuk belajar Islam lebih jauh,
dan jangan mengkultuskan ESQ Model-nya Ary. Anda hendaknya tahu dan
menyadari bahwa kelezatan spiritual yang anda rasakan dalam training
ESQ itu sama sekali tidak menunjukkan kebenaran ESQ Model, sebab hal
seperti bisa anda temukan di semua kelompok faham, bahkan di semua
agama dan berbagai aliran kepercayaan!
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam
dan para sahabatnya telah menghayati sedalam-dalamnya ajaran Islam,
sampai pada tingkat ihsan yang paling tinggi, maka bercerminlah kepada
mereka, dan cermin itu ada di dalam sunnah Rasulullah Muhammad
Shallallahu alaihi
wasallam.
wasallam.
dikutip dari:
http://www.mail-archive.com/gorontalomaju2020@yahoogroups.com/msg03790.htmlBaca pula Artikel-artikel yang membahas masalah yang sama.
fatwa mufti malaysia tentang esq trainning
esq dalam sorotan
10 alasan mengapa malaysia melarang esq
Sekali Lagi Mohon Maaf yang sebesar-besarnya.
0 Komentar